- Back to Home »
- Sebuah-Catatan »
- Filosofi Cinta
Thursday, April 19, 2012
Sesungguhnya tak pernah sang kekasih mencari tanpa di cari oleh
kekasihnya. Apabila kilat cinta telah menyebar di hati ini, ketahuilah
bahwa ada cinta dalam hati yang lain. Apabila cinta Allah bertambah
besar di hatimu, pastilah Allah menaruh cinta di hatimu. Tak ada bunyi
tepuk tagan hanya dengan satu tangan tanpa adanya tangan lain. Kebijakan
ilahi adalah takdir dan ketetapan,yang membuat kita satu sama lain.
Karena takdir itu, setiap bagian dunia ini dipertemukan dengan jodohnya.
Cinta adalah pengalaman yang semua orang alami. Karena cinta adalah mengalami. Kita bisa mengalami cinta tanpa perlu mempraktekkan. Tetapi, kita tak bisa mempraktekkan cinta sebelum kita mengalami substansi bernama cinta.
Cinta adalah pengalaman yang semua orang alami. Karena cinta adalah mengalami. Kita bisa mengalami cinta tanpa perlu mempraktekkan. Tetapi, kita tak bisa mempraktekkan cinta sebelum kita mengalami substansi bernama cinta.
Dalam pandangan orang bijak Filosofi Cinta : langit adalah laki-laki dan bumi adalah perempuan, bumi memupuk apa yang telah di jatuhkan oleh bumi. Apabila bumi kekurangan panas maka langit mengirimnya. Apabila ia kekurangan air dan embun langit memperbaharuinya. Langit berkeliling,bagaikan seorang suami mencari nafkah, kesana kemari demi istrinya. Dan bumi sibuk dengan urusan rumah tangganya, ia melahirkan dan menyusui apa yang dilahirkan. Anggaplah bumi dan langit sebagai yang terkarunia, dengan kecerdasan , karena mereka melakukan pekerjaan makhluk yang memiliki kecerdasan. Apbila pasangan ini tidak mengecap kenikmatan satu sama lain, mengapa mereka melangkah besama bagaikan sepasang kekasih?
Tanpa bumi, bagaiman bunga dan pohon-pohon bisa mulai berkembang?
Kalau begitu apa yang dihasilkan oleh air dan kehangatan langit?
Sebagaimana Allah memberikan keinginan kepada lelaki dan wanita sampai akhir hingga dunia akan terpelihara oleh kesatuan mereka. Demikian juga ia menanamkan kedalam setiap bagian, keberadaan hawa nafsu terhadap bagian yang lain.
Siang dan malam bermusuhan kelihatannya, namun keduanya memiliki satu tujuan. Masing – masing dari mereka saling mencintai demi menyempurnakan karya mereka bersama. Tanpa malam, alam manusia tidak akan menerima penghasilan, sehingga tidak ada yang akan di pakai waktu siang.