- Back to Home »
- Ruang-Puisi »
- Diam Seribu Bahasa
Friday, May 10, 2013
hanya itu yang mampu dilakukan,
pelajar putih abu-abu disebuah lembaga pendidikan,
KKN dan manipulasi budaya lembaga ini,
pelajarpun tak berkutik dan berdiam diri,
kritikan dan saran hanya angin lalu yang kesana-kemari,
apalagi evaluasi hanya sebuah mimpi,
kualiatas pengajaran jauh di bawah rata-rata,
prasaranapun menjadi tambal penutup,
jutaan rupiah digelontorkan,
hanya untuk prasarana yang jarang digunakan,
melawan berarti perang,
ntah mengkritik maupun melaporkan,
ancaman nilai dan tidak naik kelas,
bumbu yang sering digunakan,
untuk menakut-nakuti pelajar,
orang tua dan yayasanpun terhipnotis tipu daya,
kecerdikan para punggawa lembaga,
apalagi tebalnya duit, membungkam mulut para pengajar,
yang melawanpun dikucilkan,
bahkan dikurangi jam pelajaran,
makin tahun,
makin mundur dari kemajuan,
makin maju kebobrokan,
perubahan haram hukumnya,
embel-embel prasarana memikat hati,
calon pelajar putih abu-abu,
terpikat dan duduk di bangku lembaga itu,
menyesal dikemudian hari,
ntah sampai kapan,
rezim kedigdayaan menguasai,
lembaga pendidikan yang seharusnya
mencerdaskan dan membimbing
generasi muda untuk menggapai mimpi,
justru sebagai alat pencari harta dan jabatan,
ohh, betapa mata telah buta,
telinga telah tuli,
dan hati membeku,
melihat, mendengar dan merasakan semua itu,
dan hanya bisa diam seribu bahasa...