- Back to Home »
- Ruang-Puisi »
- Sajak untuk Negeri
Tuesday, July 09, 2013
betapa negeri ini telah terjajah,
dan kita hanya berdiam diri,
tak berbuat apa-apa,
melihat dan tak berbuat apa-apa,
minyak bumi, emas dan hasil kekayaan alam lainnya,
dikuasai dan dirampas oleh negara asing,
melalui investasi, kontrak kerjasama, dan utang luar negeri,
dari AS, Inggris, Perancis, Jepang, bahkan China,
dan lebih dari itu,
Pemimpin kita hanya berpura-pura
dan tak berbuat apa-apa,
apa lagi wakil-wakil rakyat kita
yang hobby melancong dan berbicara,
tak ubahnya patung Selamat datang di Jakarta,
turut termenung dan menjadi penonton semata,
lantas siapa?
siapa?
yang akan menyelamatkan negeri ini
dari cengkraman bangsa asing
yang semakin hari, semakin dalam
cengkramannya, hingga merobek negeri khatulistiwa ini,
yang kaya raya dan indah alamnya
namun sekarang lihatlah,
betapa utang luar negeri semakin menumpuk,
rakyak semakin menderita,
penganguran merajarela,
dan bayi-bayi terlahir dari gubuk-gubuk reot beratap rumbia,
apakah perlu Bung Karno dan Bung Hatta,
kembali bangkit dan bersama kita
untuk melawan dan merebut
KEDAULATAN NKRI
yang kini tak ubahnya
seperti jajanan pasar
yang diobral keliling
stasiun dan terminal,
ataukah kita bersatu
dan bergerak bersama
merebut kembali
KEDAULATAN negeri ini
yang telah diinjak-injak
tak ubahnya kesed di depan rumah kita..
jika memang
kita bangsa Indonesia
kita berbahasa Indonesia
kita beridiologi Pancasila
kita berbendera merah putih
dan bertanah air Indonesia
ayo rebut kembali
KEDAULATAN negeri ini
dari tangan-tangan penjajah
yang kini bernama
investor, kontraktor, dan perusahaan asing
dan kita hanya berdiam diri,
tak berbuat apa-apa,
melihat dan tak berbuat apa-apa,
minyak bumi, emas dan hasil kekayaan alam lainnya,
dikuasai dan dirampas oleh negara asing,
melalui investasi, kontrak kerjasama, dan utang luar negeri,
dari AS, Inggris, Perancis, Jepang, bahkan China,
dan lebih dari itu,
Pemimpin kita hanya berpura-pura
dan tak berbuat apa-apa,
apa lagi wakil-wakil rakyat kita
yang hobby melancong dan berbicara,
tak ubahnya patung Selamat datang di Jakarta,
turut termenung dan menjadi penonton semata,
lantas siapa?
siapa?
yang akan menyelamatkan negeri ini
dari cengkraman bangsa asing
yang semakin hari, semakin dalam
cengkramannya, hingga merobek negeri khatulistiwa ini,
yang kaya raya dan indah alamnya
namun sekarang lihatlah,
betapa utang luar negeri semakin menumpuk,
rakyak semakin menderita,
penganguran merajarela,
dan bayi-bayi terlahir dari gubuk-gubuk reot beratap rumbia,
apakah perlu Bung Karno dan Bung Hatta,
kembali bangkit dan bersama kita
untuk melawan dan merebut
KEDAULATAN NKRI
yang kini tak ubahnya
seperti jajanan pasar
yang diobral keliling
stasiun dan terminal,
ataukah kita bersatu
dan bergerak bersama
merebut kembali
KEDAULATAN negeri ini
yang telah diinjak-injak
tak ubahnya kesed di depan rumah kita..
jika memang
kita bangsa Indonesia
kita berbahasa Indonesia
kita beridiologi Pancasila
kita berbendera merah putih
dan bertanah air Indonesia
ayo rebut kembali
KEDAULATAN negeri ini
dari tangan-tangan penjajah
yang kini bernama
investor, kontraktor, dan perusahaan asing