meniti asa ketika tak lagi ada yang bersua diantara gedung-gedung rektorat penuh ilusi trik dan tanda tanya hingga membius ruangruang angan dan perjuangan
ta elak juga keberanian menciut mendempis tak berbentuk ancam mengancam budaya baru
tertawalah sepuaspuasnya menangislah selamalamanya karena sekarang itu makanan untuk kita makanan? ya, sekarang beras, minyak, telur, mie, rempah-rempah dan lain sebagianya tak mampu kita beli lagi kok bisa?
aku bertanya tapi pertanyaanku membentur dinding-dinding penguasa yang buta dan tuli tentang kehidupan hingga kuputuskan pergi jauh ke negeri seberang yang penuh bebatuan dan rumput ilalang
pertanyaankupun seolah menjadi bom waktu yang tiap saat meledak
oh pemimpin kapan kau ingat kami ingat akan janji-janjimu dulu yang kau umbar kesanakemari ingat akan nasib milyaran rakyatmu ini apa kau pernah mengingat itu semua?